Kamis, 23 Juni 2016

MODEL PERTAHANAN NASIONAL AUSTRALIA

               
              BENTUK  PERTAHANAN NASIONAL AUSTRALIA


Australian Security Intelligence Service (ASIS)
The Australian Secret Intelligence Service (ASIS) adalah badan intelijen milik Pemerintah Australia yang bertugas mengumpulkan informasi intelijen luar negeri dan melakukan tugas kontra intelijen. Keberadaannya diatur dalam Intelligence Service Act tahun 2001, yang bersatu dalam Australian Intelligence Community (AIC). 
A. Sejarah Australian Security Intelligence Service (ASIS)
The Australian Secret Intelligence Service (ASIS) dibentuk pada 13 Mei 1952. ASIS bertugas untuk mengumpulkan informasi intelijen luar negeri terutama di kawasan Asia Pasifik. Selama lebih dari 20 tahun, eksistensi ASIS tetap dirahasiakan meskipun terhadap anggota pemerintah Australia.
Berdasarkan Intelligence Service Act tahun 2001, ASIS berperan dalam menghasilkan informasi intelijen yang berasal dari human source yang berada di luar negeri. Saat ini, wilayah kerja ASIS berkaitan dengan urusan hubungan luar negeri dan bertanggung jawab kepada menteri Luar Negeri Australia.

ASIS merupakan dinas rahasia Australia yang berfungsi sebagai penghubung dengan dinas intelijen asing untuk menjalin hubungan luar negeri demi kepentingan keamanan dan kesejahteraan perekonomian nasional Australia. ASIS juga berfungsi sebagai penangkal dinas intelijen asing yang mengancam kepentingan nasional Australia. ASIS bekerja secara berdampingan dan mempunyai ikatan yang kuat dengan anggota komunitas intelijen Australian/ Australian Intelligence Community (AIC). Ikatan dan komunikasi merupakan kegiatan terkoordinasi dengan aktivitas intelijen yang sesuai dengan kebutuhan pemerintah.
Saat ini, ASIS dipimpin oleh Direktur Umum/Jenderal yang ditetapkan oleh Gubernur Jenderal. Direktur Umum/Jenderal bertanggung jawab kepada Menteri Luar Negeri yang mengatur ASIS dan memberikan saran berhubungan dengan ASIS. Menurut hukum, Direktur Umum merupakan satu-satunya yang diketahui oleh publik. Nick Warner ditetapkan sebagai Direktur Umum ASIS sejak 17 Agustus 2009, sebelumnya pada Desember 2006, pernah menjabat sebagai Sekertaris Pertahanan.
Misi ASIS adalah menjaga dan mendukung kepentingan vital Australia melalui ketentuan badan intelijen luar negeri yang ditetapkan oleh pemerintah Australia. Nilai-nilai yang dikembangkan dalam kinerja ASIS mencakup keragaman, mengikuti perubahan dan mendorong ide baru dan inovasi. Beberapa nilai ASIS antara lain pelayanan terbaik, kepercayaan dan tanggung jawab, inovasi dan keberanian, kesatuan dan loyalitas.
Tujuan utama ASIS adalah mendapatkan dan mendistribusikan informasi intelijen terhadap kemampuan, niat dan kegiatan seseorang maupun organisasi yang berada di luar Australia yang dapat berdampak pada kepentingan pemerintah dan kesejahteraan penduduk Australia.
Adapun tugas-tugas ASIS sebagai berikut :
1. Mencari informasi intelijen terkait kemampuan, niat atau kegiatan orang maupun organisasi di luar Australia.
2. Mengkomunikasikan dan mendistribusikan informasi intelijen yang sesuai dengan kebutuhan pemerintah.
3. Melakukan kegiatan counter intelligence
4. Sebagai penghubung dengan dinas intelijen asing, dinas keamanan maupun otoritas dari negara lain.
B. Struktur Organisasi Australian Security Intelligence Service (ASIS)
ASIS memiliki kedekatan dengan Komunitas Intelijen Australia (AIC) dalam mengirimkan produk laporan kepada seluruh lembaga pemerintahan Australia. ASIS  menjalankan bagian lebih besar dari badan yang tergabung dalam komunitas intelijen dan mempunyai kedekatan hubungan dengan badan sejenisnya dan ikatan lebih dengan badan intelijen dari negara lain.
The Australian Intelligence Community terdiri dari 6 dinas intelijen yang mempunyai fungsi dan tanggung jawab yang berbeda-beda, diantaranya :
1. Office of National Assessment (ONA)
Bertanggung jawab langsung terhadap Perdana Menteri Australia. ONA bertugas menyediakan semua sumber perkiraan tentang politik internasional, strategi dan pengembangan ekonomi kepada perdana menteri, para menteri kabinet komite keamanan nasional dan pejabat tinggi departemen dalam pemerintahan. ONA juga bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan dan mengevaluasi kegiatan intelijen Australia di luar negeri.

2. Australian Security Intelligence Organisation (ASIO)
Tugas utama ASIO adalah mengumpulkan informasi intelijen dan menghasilkan produk intelijen yang digunakan sebagai early warning kepada pemerintah mengenai kegiatan atau situasi yang dapat mengancam keamanan nasional Australia. ASIO terfokus dalam masalah terorisme dan segala sesuatu yang melakukan tindakan kekerasan bermotivasi politik serta mata-mata maupun segala sesuatu yang dapat mengancam kepentingan Australia. ASIO tidak melakukan penyelidikan terhadap tindakan protes melanggar hukum atau tindakan kriminal murni.
Fungsi ASIO lainnya adalah memberikan analisa terhadap situasi keamanan dan mengumpulkan informasi intelijen asing di Austalia. Informasi intelijen asing dapat berupa informasi mengenai kemampuan, niat dan kegiatan intelijen asing.

3. Defence Signals Directorate (DSD)
Merupakan bagian dari Departemen Pertahanan dan anggota komunitas Intelijen Australia. DSD Bertanggung jawab untuk mengumpulkan, menganalisa dan mendistribusikan sinyalemen intelijen asing dan mempunyai otoritas nasional dalam sistem  komunikasi dan sistem keamanan jaringan komputer pemerintah Australia.
Adapun tugas utama DSD adalah melawan kejahatan internasional dan terorisme, dan memberi dukungan terhadap operasi militer, serta melindungi jaringan komputer milik pemerintah Australia.

4. Defence Intelligence Organisation (DIO)
Bertugas untuk mendukung pembuatan kebijakan pertahanan serta membantu merencanakan dan mengatur operasional pertahanan pemerintah Australia. DIO bertanggung jawab dalam perkiraan intelijen militer, terfokus pada keamanan global, terorisme, ketahanan ekonomi, kemampuan militer, ilmu pengetahuan dan teknologi. DIO berperan menyediakan dan memberikan nasihat di tingkat nasional.

5. Defence Imagery and Geospatial Organisation (DIGO)
Merupakan organisasi geospasial dan pencitraan intelijen yang berada dibawah Departemen Pertahanan Australia. DIGO berfungsi untuk mendapatkan informasi intelijen geospasial seperti pencitraan dan sumber lainnya untuk mendukung pertahanan demi kepentingan nasional Australia.
Adapun tugas-tugas DIGO berdasarkan Intelligence Services Act 2001 (ISA) sebagai berikut :
Mendapatkan informasi geospasial dan pencitraan intelijen terhadap kemampuan, niat, dan kegiatan penduduk maupun organisasi yang berada di luar Australia yang sesuai dengan kebutuhan pemerintah.
Mendapatkan informasi geospasial dan pencitraan intelijen yang sesuai dengan tujuan operasional, pelatihan dan kebutuhan angkatan bersenjata Australia.
Mendapatkan informasi geospasial dan pencitraan intelijen dengan tujuan untuk mendukung persemakmuran dan otoritas negara untuk mempertahankan kepentingan nasional Australia.

   
                                                             HANKAM
        Tiga aliran Pandangan Tentang Pertahanan Australia


Sejak dekade 1950-an hingga kini, posisi dan kedudukan Australia selalu dipandang sebagai Deputi Sharif Amerika Serikat dan Inggris di kawasan Asia Pasifik, khususnya Asia Tenggara. Namun dalam perkembangan  waktu, maupun dinamika internal yang begitu tajam di kalangan para cendekiawan dan para militer Negeri Kanguru itu, sikap Australia yang dipandang otomatis selalu Pro Amerika dan Inggris, nampaknya tidak sesederhana yang nampak di permukaan. Meskipun dalam beberapa kasus, ketika sudah mempertaruhkan Malaysia dan Singapura, sikap Australia sejak era Robert Menzies selalu dalam posisi Pro AS dan Inggris. 

Namun sejatinya, di Australia sendiri terdapat tiga aliran pandangan sebagai landasan penyusunan kebijakan strategis Pertahanan Nasional Australia:
Australia sebagai suatu bagian dari sistem pertahanan global Amerika Serikat. Konsepsi ini dimulai sejak pemerintahan Robert Menzies. Tujuan utama konsepsi ini adalah menempatkan Amerika Serikat dalam kedudukan yang sedemikian rupa, sehingga secara otomatis akan membantu Australia jika menghadapi ancaman nasional, terutama di sektor pertahanan-keamanan. Sebaliknya, bahwa Australia tidak dapat menghindarkan diri dari suatu komitmen total membantu  Amerika Serikat, jika Negara Paman Sam tersebut menghadapi ancaman atau serangan militer. 
Konsep Fortress Australia, yang pada pokoknya ingin melepaskan diri dari segala ikatan pertahanan dengan pihak-pihak ketiga, dan sebaliknya ingin memperkuat pertahanan serta kemampuan ekonomi/industri daratan Australia sendiri. Gagasan ini ingin dicapai dengan bantuan Amerika Serikat (modernisasi peralatan perang) serta di bawah lindungan payung kekuatan militer Amerika Serikat di Pasifik, tapi tanpa adanya lagi ikatan-ikatan otomatis terhadap Amerika Serikat dalam segala hal. 
Konsep Forward Defense, di mana Australia secara aktif menempatkan kehadiran militernya di wilayah Asia Tenggara bukan dengan maksud menggantikan peranan Inggris East of Suez tapi sebaliknya pula tidak mengisolasikan diri dari pembinaan wilayah strategis baginya, yaitu pintu gerbang Asia Tenggara. 
Maka ada baiknya jika para stakeholders kebijakan luar negeri, termasuk perwakilan diplomatik kita di Canberra dan Washington berupaya secara aktif ikut serta dalam kristalisasi pemikiran yang sedang berlangsung di kedua negara tersebut, dalam berbapa waktu belakangan ini. Sehingga pemerintah kita sebisa mungkin dapat ikut mempengaruhi arah kebijakan dan bentuk-bentuk yang akan menguntungkan kepentingan nasional kita kini dan kelak. 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar