PERKEMBANGAN
PENDUDUK INDONESIA
A. Landasan
Perkembangan Penduduk Indonesia
Penduduk adalah orang atau orang-orang yang mendiami suatu tempat (kampung, negara, dan pulau) yang tercatat sesuai dengan persyaratan dan ketentuan yang berlaku di tempat tersebut. Berdasarkan tempat lahir dan lama tinggal penduduk suatu daerah dapat dibedakan menjadi empat golongan, yaitu penduduk asli, penduduk pendatang, penduduk sementara, dan tamu. Penduduk asli adalah orang yang menetap sejak lahir. Penduduk pendatang adalah orang yang menetap, tetapi lahir dan berasal dari tempat lain. Penduduk sementara adalah orang yang menetap sementara waktu dan kemungkinan akan pindah ke tempat lain karena alasan pekerjaan, sekolah, atau alasan lain. Adapun tamu adalah orang yang berkunjung ke tempat tinggal yang baru dalam rentang waktu beberapa hari dan akan kembali ke tempat asalnya.Yang mendasari perkembangan penduduk di Indonesia adalah banyaknya masyarakat yang menikahkan anaknya yang masih muda. Dan gagalnya program keluarga berencana yang di usung oleh pemerintah untuk menekan jumlah penduduk. Karena factor – factor tersebut tidak berjalan dengan semestinya, maka penduduk Indonesia tidak terkendali dalam perkembangannya. Seharusnya dengan dua orang anak cukup, maka ini lebih dari dua orang dalam setiap suami istri. Karena perkembangan penduduk yang sangat tidak terkendali, maka banyak terjadinya kemiskinan, pengangguran, kriminalitas, gelandangan, anak jalanan, dan sebagainya. Dan masalah permukiman yang tidak efisien lagi. Banyaknya rumah yang lingkungannya kumuh dapat menyebabkan berbagai macam penyakit. Oleh sebab itu, 50% penduduk Indonesia hidup dalam kemiskinan dan keterbelakangan pendidikan.
Penduduk adalah orang atau orang-orang yang mendiami suatu tempat (kampung, negara, dan pulau) yang tercatat sesuai dengan persyaratan dan ketentuan yang berlaku di tempat tersebut. Berdasarkan tempat lahir dan lama tinggal penduduk suatu daerah dapat dibedakan menjadi empat golongan, yaitu penduduk asli, penduduk pendatang, penduduk sementara, dan tamu. Penduduk asli adalah orang yang menetap sejak lahir. Penduduk pendatang adalah orang yang menetap, tetapi lahir dan berasal dari tempat lain. Penduduk sementara adalah orang yang menetap sementara waktu dan kemungkinan akan pindah ke tempat lain karena alasan pekerjaan, sekolah, atau alasan lain. Adapun tamu adalah orang yang berkunjung ke tempat tinggal yang baru dalam rentang waktu beberapa hari dan akan kembali ke tempat asalnya.Yang mendasari perkembangan penduduk di Indonesia adalah banyaknya masyarakat yang menikahkan anaknya yang masih muda. Dan gagalnya program keluarga berencana yang di usung oleh pemerintah untuk menekan jumlah penduduk. Karena factor – factor tersebut tidak berjalan dengan semestinya, maka penduduk Indonesia tidak terkendali dalam perkembangannya. Seharusnya dengan dua orang anak cukup, maka ini lebih dari dua orang dalam setiap suami istri. Karena perkembangan penduduk yang sangat tidak terkendali, maka banyak terjadinya kemiskinan, pengangguran, kriminalitas, gelandangan, anak jalanan, dan sebagainya. Dan masalah permukiman yang tidak efisien lagi. Banyaknya rumah yang lingkungannya kumuh dapat menyebabkan berbagai macam penyakit. Oleh sebab itu, 50% penduduk Indonesia hidup dalam kemiskinan dan keterbelakangan pendidikan.
B. Pertambahan
Penduduk dan Lingkungan Pemukiman
Penduduk dunia saat ini telah mencapai lebih dari 6
miliar, dimana di antara jumlah tersebut, 80 persen tinggal di negara-negara
berkembang. Sementara itu, United Nations (2001) memproyeksikan bahwa penduduk
perkotaan di negara-negara berkembang terus meningkat dengan rata-rata
pertumbuhan 2,4 persen per tahun. Angka ini merupakan dua kali lipat angka
pertumbuhan penduduk total negaranegara berkembang pada umumnya, yakni sekitar
1,2 persen. Meski penduduk perkotaan di negara-negara maju juga meningkat
dengan angka pertumbuhan yang lebih besar daripada angka pertumbuhan penduduk
totalnya, dan juga angka urbanisasinya jauh lebih besar daripada negara-negara
berkembang, pertumbuhan perkotaan di Negara negara berkembang tetap lebih cepat
disertai dengan meningkatnya penduduk perkotaan secara absolut.Sensus Penduduk 2000 menunjukkan bahwa jumlah
penduduk perkotaan di Indonesia telah mencapai lebih dari 85 juta jiwa, dengan
laju kenaikan sebesar 4,40 persen per tahun selama kurun 1990-2000. Jumlah itu
kira-kira hampir 42 persen dari total jumlah penduduk.Mengikuti kecenderungan tersebut, dewasa ini (2005)
diperkirakan bahwa jumlah penduduk perkotaan telah melampaui 100 juta jiwa, dan
kini hampir setengah jumlah penduduk Indonesia tinggal di wilayah perkotaan.
Hal ini tentu saja berdampak sangat luas pada upaya perencanaan dan pengelolaan
pembangunan wilayah perkotaan, termasuk pula lingkungan pemukiman perkotaan
yang ikut bertambah populasinya.
Berdasarkan tabel pertumbuhan penduduk dari tiap tahun terus bertambah dan
hanya memliki penurunan sedikit dari hasil yang terus seperti ini hanya akan
menimbulkan dampak lingkungan dan pemukiman yang semakin tidak terkontrol,
seharusnya dari pemerintahan sesegera melakukan penertiban lingkungan dengan
cara yang sangat efektif dan hal ini sudah dilakukan di banyak negara seperti
cina yang mealokasikan sebuah tempat tinggal sebuah rumah susun (Rusun) karena
metode ini merupakan metode yang paling efektif untuk menyusun sebuah tata
letak sebuah pemukiman yang lebih baik dibandingkan tempat tinggal yang tidak
karuan yang berada di pinggiran sungai yang sangat berbahaya apabila
rumah-rumah tersebut rubuh karena faktor cuaca angin atau sebuah gempa yang
sedang melanda.
C. Pertumbuhan Penduduk dan Tingkat pendidikan
Pertumbuhan penduduk adalah perubahan jumlah
penduduk di suatu wilayah tertentu pada waktu tertentu dibandingkan waktu
sebelumnya.
Selain merupakan sasaran pembangunan, penduduk juga
merupakan pelaku pembangunan. Maka kualitas penduduk yang tinggi akan lebih
menunjang laju pembangunan ekonomi. Usaha yang dapat dilakukan adalah
meningkatkan kualitas penduduk melalui fasilitas pendidikan, perluasan lapangan
pekerjaan dan penundaan usia kawin pertama.
Helen Callaway, seorang ahli antropologi Amerika
yang mempelajari masayakat buta huruf, menyimpulkan bahwa perkembangan ekonomi
dan perluasan pendidikan dasar telah memperluas jurang pemisah antara pria dan
wanita. Hampir di mana-mana pria diberikan prioritas untuk pendidikan umum dan
latihan-latihan teknis. Mereka adalah orang-orang yang mampu menghadapi
tantangan-tantangan dalam dunia. Sebaliknya pengetahuan dunia ditekan secara
tajam pada tingkat yang terbawah.
Pertambahan penduduk yang cepat, lepas daripada
pengaruhnya terhadap kualitas dan kuantitas pendidikan, cenderung untuk
menghambat perimbangan pendidikanPertambahan penduduk yang cepat menghambat
program-program perluasan pendidikan, juga mengarah pada aptisme di dunia yang
kesulitan untuk mengatasinya.
Tingkat pendidikan adalah tahapan pendidikan yang
ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan
dicapai dan kemampuan yang dikembangkan (UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab I, Pasal I
ayat 8).
Jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, non
formal, dan informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya. Jenjang
pendidikan formal terdiri atas jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah,
dan pendidikan tinggi. Sebagai persiapan untuk memasuki pendidikan dasar
diselenggarakan kelompok belajar yang disebut pendidikan prasekolah. Pendidikan
prasekolah belum termasuk jenjang pendidikan formal, tetapi baru merupakan
kelompok sepermainan yang menjembatani anak antara kehidupannya dalam keluarga
dengan sekolah.
- Tingkat Pendidikan Dasar
Pendidikan dasar diselenggarakan untuk memberikan
bekal dasar yang diperlukan untuk hidup dalam masyarakat berupa pengembangan
sikap, pengetahuan, dan keterampilan menengah. Oleh karena itu pendidikan dasar
menyediakan kesempatan bagi seluruh warga negara untuk memperoleh pendidikan
yang bersifat dasar yang berbentuk Sekolah Dasar (SD) atau bentuk lain yang
sederajat serta Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau bentuk lain yang sederajat.
- Tingkat Pendidikan Menengah
Pendidikan menengah yang lamanya tiga tahun sesudah
pendidikan dasar, di selenggarakan di SLTA (Sekolah Lanjutan Tingkat Atas) atau
satuan pendidikan yang sederajat. Pendidikan menengah dalam hubungan ke bawah
berfungsi sebagai lanjutan dan perluasan pendidikan dasar, dalam hubungan ke
atas mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan tinggi ataupun
memasuki lapangan kerja.
Pendidikan menengah terdiri atas pendidikan menengah
umum, pendidikan menengah kejuruan, dan pendidikan menengah luar biasa,
pendidikan menengah kedinasan dan pendidikan menengah keagamaan (UU No. 20
Tahun 2003 Bab VI Pasal 18 Ayat 1-3)
- Tingkat Pendidikan Tinggi
Pendidikan tinggi merupakan kelanjutan pendidikan
menengah, yang diselenggarakan untuk menyiapkan peserta didik untuk menjadi
anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan/atau profesional yang
yang dapat menerapkan, mengembangkan dan/atau menciptakan ilmu pengetahuan,
teknologi dan/atau kesenian.
Untuk dapat mencapai tujuan tersebut lembaga
pendidikan tinggi melaksanakan misi “Tridharma” pendidikan tinggi yang meliputi
pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat dalam ruang lingkup
tanah air Indonesia sebagai kesatuan wilayah pendidikan nasional.
Pendidikan tinggi juga berfungsi sebagai jembatan
antara pengembangan bangsa dan kebudayaan nasional dengan perkembangan
internasional. Untuk itu dengan tujuan kepentingan nasional, pendidikan tinggi
secara terbuka dan selektif mengikuti perkembangan kebudayaan yang terjadi di
luar Indonesia untuk di ambil manfaatnya bagi pengembangan bangsa dan
kebudayaan nasional. Untuk dapat mencapai dan kebebasan akademik, melaksanakan
misinya, pada lembaga pendidikan tinggi berlaku kebebasan mimbar akademik serta
otonomi keilmuan dan otonomi dalam pengolaan lembaganya.
Satuan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan
tinggi di sebut perguruan tinggi yang dapat berbentuk akademi, politeknik,
sekolah tinggi, institut, dan universitas.
pendidikan yang bersifat profesional .Output pendidikan tinggi diharapkan dapat mengisi
kebutuhan yang beraneka ragam dalam masyarakat. Dari segi peserta didik
kenyataan menunjukkan bahwa minat dan bakat mereka beraneka ragam. Berdasarkan
faktor-faktor tersebut, maka perguruan tinggi di susun dalam multistrata. Suatu
perguruan tinggi dapat menyelenggarakan gerakan satu strata atau lebih. Strata
dimaksud terdiri dari S0 (non strata) atau program diploma, lama belajarnya 2
tahun (D2) atau tiga tahun (D3), juga program nongelar. S1 (program strata
satu), lama belajarnya empat tahun, dengan gelar sarjana, S2 (Program strata
dua) atau program pasca sarjana, lama belajarnya dua tahun sesudah S1, dengan
gelar magister, S3 (program strata tiga atau program doctor), lama belajarnya
tiga tahun sesudah S2, dengan gelar doktor.Program diploma atau program nongelar memberi
tekanan pada aspek praktis profesional sedangkan program gelar memberi tekanan
pada aspek ataupun aspek akademik profesional.
D.Pertumbuhan Penduduk dan Penyakit yang Berkaitan dengan Lingkungan Hidup
Pertumbuhan penduduk adalah perubahan jumlah
penduduk baik pertambahan maupun penurunannya. Adapun faktor – faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan penduduk adalah kelahiran, kematian, dan perpindahan
penduduk. Kelahiran dan kematian dinamakan faktor alami sedangkan perpindahan
penduduk adalah faktor non alami.
Dalam dalam masalah ini maka penduduk tidak aka jauh
dengan masalah kesehatan atau penyakit yang melanda penduduk
tersebut,dikarenakan lingkungan yang kurang terawat ataupun pemukiman yang
kumuh,seperti limbah pabrik,selokan yang tidak terawat yang menyebabkan segala
penyakit akan melanda para penghuni wilayah tersebut yang mengakibatkan
kematian dan terjadi pengurangan jumlah penduduk.
Untuk menjamin kesehatan bagi semua orang di
lingkunan yang sehat, perlu jauh lebih banyak daripada hanya penggunaan
teknologi medikal, atau usaha sendiri dalam semua sektor kesehatan.Usaha-usaha secara terintegrasi dari semua sektor,
termasuk organisasi-organisasi, individu-individu, dan masyarakat, diperlukan
untuk pengembangan pembangunan sosio-ekonomi yang berkelanjutan dan manusiawi,
menjamin dasar lingkungan hidup dalam menyelesaikan masalah-masalah kesehatan..Kesehatanlah yang rugi apabila lingkungan tidak lagi
memenuhi kebutuhan-kebutuhan manusia akan makanan, air, sanitasi, dan tempat
perlindungan yang cukup dan aman- karena kurangnya sumber-sumber atau
distribusi yang tidak merata.
Kesehatan adalah keperluan dasar untuk pembangunan
berkelanjutan. Tanpa kesehatan, manusia tidak dapat membangun apa pun, tidak
dapat menentang kemiskinan, atau melestarikan lingkungan hidupnya. Sebaliknya,
pelestarian lingkungan hidup merupakan hal pokok untuk kesejahteraan manusia
dan proses pembangunan. Lingkungan yang sehat menghasilkan masyarakat yang
sehat, sebaliknya lingkungan yang tidak sehat menyebabkan banyak penyakit. Kemampuan manusia untuk mengubah atau memoditifikasi
kualitas lingkungannya tergantung sekali pada taraf sosial budayanya.
Masyarakat yang masih primitif hanya mampu membuka hutan secukupnya untuk
memberi perlindungan pada masyarakat. Sebaliknya, masyarakat yang sudah maju
sosial budayanya dapat mengubah lingkungan hidup sampai taraf yang irreversible.
Prilaku masyarakat ini menentukan gaya hidup tersendiri yang akan menciptakan
lingkungan yang sesuai dengan yang diinginkannya mengakibatkan timbulnya
penyakit juga sesuai dengan prilakunya tadi. Dengan demikian eratlah
hubungan antara kesehatan dengan sumber daya social ekonomi. WHO menyatakan
“Kesehatan adalah suatu keadaan sehat yang utuh secara fisik, mental dan sosial
serta bukan hanya merupakan bebas dari penyakit”.Dalam Undang Undang No. 9
Tahun 1960 tentang Pokok-Pokok Kesehatan. Dalam Bab 1,Pasal 2 dinyatakan bahwa
“Kesehatan adalah meliputi kesehatan badan (somatik),rohani (jiwa) dan sosial
dan bukan hanya deadaan yang bebas dari penyakit, cacat dan kelemahan”.
Definisi ini memberi arti yang sangat luas pada kata kesehatan. Keadaan kesehatan
lingkungan di Indonesia masih merupakan hal yang perlu mendapaat
perhatian, karena menyebabkan status kesehatan masyarakat berubah seperti:
Peledakan penduduk, penyediaan air bersih, pengolalaan sampah,pembuangan air
limbah penggunaan pestisida, masalah gizi, masalah pemukiman, pelayanan
kesehatan, ketersediaan obat, populasi udara, abrasi pantai,penggundulan hutan
dan banyak lagi permasalahan yang dapat menimbulkan satu model penyakit.
Pada saat ini pembangunan di sektor perumahan sangat berkembang, karena
kebutuhan yang utama bagi masyarakat. Perumahan juga harus memenuhi syarat bagi
kesehatan baik ditinjau dari segi bangungan, drainase, pengadaan air bersih,
pentagonal sampah domestik uang dapat menimbulkan penyakit infeksi dan
ventilasi untuk pembangunan asap dapur. Indonesia saat ini mengalami transisi
dapat terlihat dari perombakan struktur ekonomi menuju ekonomi industri,
pertambahan jumlah penduduk, urbanisasi yang meningkatkan jumlahnya, maka
berubahlah beberapa indikator kesehatan seperti penurunan angka kematian ibu,
meningkatnya angka harapan hidup ( 63 tahun ) dan status gizi. Jumlah penduduk
terus bertambah, cara bercocok tanam tradisional tidak lagi dapat memenuhi
kebutuhan hidup masyarakat. Dengan kemampuan daya pikir manusia, maka manusia mulai
menemukan mesin-mesin yang dapat bekerja lebih cepat dan efisien si dari tenaga
manusia.
E.Pertumbuhan
Penduduk dan Kelaparan
Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia, Hal ini sama sekali tidak menjamin bahwa semua penduduk Indonesia mendapatkan kehidupan yang layak, tertulis hingga 2008 Persentase perubahan populasi penduduk memperlihatkan angka menurun yakni 1.2% dari 2.5% di tahun 1970. Tetapi perhatikan lagi angka kemiskinan yang mencapai 15.4% di tahun 2008 dalam grafik terlihat persentase nya menurun dibandingkan 2 tahun sebelumnya.
*Indonesia memiliki bentangan daratan dan lautan
yang sangat luas , yang tiap-tiap daerahnya mempunyai hasil dan komuditas yg
berbeda-beda. Hal ini adalah Potensi bagi Negara khususnya rakyat dalam negri
ini, Indonesia juga memiliki potensi sumber daya pangan yang besar juga,Hali
ini harus juga dimanfaatkan oleh rakyat , pastinya didorong dukungan dari
pemerintah.
Tetapi nyatanya Kelaparan masih mendera
negri ini .
PALING sedikit 23,63 juta penduduk Indonesia terancam kelaparan
saat ini, di antaranya 4,35 juta tinggal di Jawa Barat. Ancaman kelaparan ini
akan semakin berat, dan jumlahnya akan bertambah banyak, seiring dengan Mereka
yang terancam kelaparan adalah penduduk yang pengeluaran per kapita sebulannya
di bawah Rp 30.000,00. Di antara orang-orang yang terancam kelaparan, sebanyak
272.198 penduduk Indonesia, berada dalam keadaan paling mengkhawatirkan. Dari
jumlah itu, sebanyak 50.333 berasal dari Jawa Barat, di antaranya 10.430 orang
tinggal di Kabupaten Bandung dan 15.334 orang tinggal di Kabupaten Garut.
Mereka yang digolongkan terancam kelaparan dengan keadaan paling
mengkhawatirkan adalah penduduk yang pengeluaran per kapitanya di bawah Rp
15.000,00 sebulan.
Angka-angka ancaman kelaparan itu dapat disimak
dalam laporan Survei Sosial Ekonomi Nasional 1996 dalam buku “Pengeluaran untuk
Konsumsi Penduduk Indonesia 1996″ yang dipublikasikan Biro Pusat Statistik, dan
buku “Data Sosial Ekonomi Masyarakat Jawa Barat Tahun 1996″ yang dipublikasikan
Kantor Statistik Provinsi Jawa Barat. Karena data dalam laporan itu diperoleh
pada tahun 1996, saat Indonesia belum terpuruk dalam krisis ekonomi, maka sudah
selayaknya perlu disimak dengan lebh hati-hati. Salah satu rambu kehati-hatian
yang diperlukan adalah keadaan Indonesia saat ini yang ditandai dengan
meroketnya harga, sedangkan pendapatan penduduk merosot yang antara lain
disebabkan oleh banyaknya orang yang terkena PHK. Ada kemungkinan angka tahun
1996 itu lebih baik daripada keadaan Indonesia 1998. (Pada saat makalah ini
ditulis, penulis belum membaca buku “Statistik Kesejahteraan Rakyat 1997″ yang
diterbitkan BPS, Maret 1998). Dalam keadaan yang begitu berat, sebagian
penduduk Indonesia terpaksa mengais sah untuk mempertahankan hidupnya, seperti
terpang dalam cover majalah internasional Newsweek, 27 Juli 1998, dan Pikiran
Rakyat, 6 Agustus 1998.
F.Kemiskinan dan Keterbelakangan
Kemiskinan bisa
dikelompokan dalam dua kategori , yaitu Kemiskinan absolut dan Kemiskinan Relatif . Kemiskinan absolut mengacu pada satu set standard yang konsisten ,
tidak terpengaruh oleh waktu dan tempat / negara. Sebuah contoh dari pengukuran
absolut adalah persentase dari populasi yang makan dibawah jumlah yg cukup
menopang kebutuhan tubuh manusia (kira kira 2000-2500 kalori per hari untuk
laki laki dewasa).
Bank dunia mendefinisikan Kemiskinan Absolut sebagai hidup dg pendapatan dibawah USD $1/hari
dan Kemiskinan menengah untuk pendapatan dibawah $2 per hari, dg
batasan ini maka diperkiraan pada 2001 1,1 miliar orang didunia mengonsumsi
kurang dari $1/hari dan 2,7 miliar orang didunia mengonsumsi kurang dari
$2/hari. Proporsi penduduk negara berkembang yang hidup dalam Kemiskinan
ekstrem telah turun dari 28% pada 1990 menjadi 21% pada 2001. Melihat pada periode 1981-2001, persentase dari penduduk dunia
yang hidup dibawah garis kemiskinan $1 dolar/hari telah berkurang separuh.
Tetapi , nilai dari $1 juga mengalami penurunan dalam kurun waktu tersebut.
Meskipun kemiskinan
yang paling parah terdapat di dunia bekembang, ada bukti tentang kehadiran
kemiskinan di setiap region. Di negara-negara maju, kondisi ini menghadirkan
kaum tuna wisma yang berkelana ke sana kemari dan
daerah pinggiran kota dan ghetto yang
miskin. Kemiskinan dapat dilihat sebagai kondisi kolektif masyarakat miskin,
atau kelompok orang-orang miskin dan dalam pengertian ini keseluruhan negara kadang-kadang dianggap miskin. Untuk menghindari stigma ini,
negara-negara ini biasanya disebut sebagai negara berkembang
- Penyebab kemiskinan
Kemiskinan banyak
dihubungkan dengan penyebab
individual, atau patologis, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari
perilaku, pilihan, atau kemampuan dari si miskin.penyebab agensi,
yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari aksi orang lain, termasuk perang,
pemerintah, dan ekonomi.
penyebab
struktural, yang memberikan alasan bahwa kemiskinan merupakan hasil dari
struktur sosial. diterima
luas bahwa kemiskinan dan pengangguran adalah sebagai akibat dari kemalasan,
namun di Amerika Serial (negara
terkaya per kapita di dunia) misalnya memiliki jutaan masyarakat yang
diistilahkan sebagai pekerja miskin yaitu, orang yang tidak sejahteraatau rencana bantuan publik, namun masih gagal melewati
atas garis miskin
- Menghilangkan kemiskinan
Tanggapan utama
terhadap kemiskinan adalah Bantuan kemiskinan,
atau membantu secara langsung kepada orang miskin. Ini telah menjadi bagian pendekatan
dari masyarakat Eropa sejak zaman pertengahan. Bantuan terhadap
keadaan individu. Banyak macam kebijakan yang dijalankan untuk mengubah situasi
orang miskin berdasarkan perorangan, termasuk hukuman, pendidikan, kerja
sosial, pencarian kerja, dan lain-lain.Persiapan bagi yang
lemah. Daripada memberikan bantuan secara langsung kepada orang miskin,
banyak negara menyediakan
bantuan untuk orang yang dikategorikan sebagai orang yang lebih mungkin miskin,
seperti orang tua atau orang dengan ketidakmampuan, atau keadaan yang membuat
orang miskin, seperti kebutuhan akan perawatan kesehatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar