Kamis, 06 April 2017

TUGAS RANGKUMAN ELEKTRONIKA TELEKOMUNIKASI



Frekuensi transisi gain unity

Ini adalah frekuensi di mana besarnya penguatan sama dengan unity, atau 0 dB. Sekali lagi penggunaan persamaan besaran penguatan memberikan rumus : 


Sekarang, karena P >1, maka pers. (5.3.8) dapat mudah dipecahkan untuk memberikan perkiraan yang sangat mendekati:

Untuk modeling komputer, waktu transit ke Tf depan yang  diperkenalkan pada pers. (5.2.4) biasanya diperlukan. Tidak seperti frekuensi transisi, waktu transit ke depan relatif tidak tergantung pada kondisi pengoperasian. Untuk menentukan waktu transisi ke depan dari persamaan frekuensi transisi, pertama carilah kapasitans difusinya . Dengan demikian, pers. (5.3.9) dapat ditulis sebagai:
Jika resistans bulk kolektor yang dilambangkan di sini dengan rc’c" penting,artinya, maka pengaruh dari kapasitans base kolektor-nya diperbesar dengarr apa yang disebut Miller effect (ini diuraikan dalam bagian 5.4), dan pers. (5.3.12) menjadi: 
 Amplifier CE dengan rangkaian output dan input tertala ditunjukkan dalam Gb. 5.4.1(a). C3 dan Ca adalah kapasitor pernblokir dc dengan reaktans yang dapat diabaikan pada frekuensi tinggi. Resistor bias Rbias  memasok arus bias ke base, dan ini dapat juga dianggap mempunyai pengaruh yang
 dapat diabaikan terhadap kinerja pada frekuensi tinggi. sumber sinyalnya ditunjukkan sebagai pembangkit arus ekivalen is ,rs Rangkaian ekivalennya, yang menggunakan rangkaian ekivalen trybrid untuk transistor, ditunjukkan dalam Gb. 5.4.1(b), di mana rb’b telah dianggap dapat diabaikan. Dari rangkaian ekivalen Gb. 5.4.10) dapat dilihat bahwa resistans output transistor dan resistans beban-nya berada dalam keadaan paralel dengan rangkaian tertala outPut. Kapasitans output transistor, yang ditunjukkan sebagai Cc3, paralel dengan kapasitans penala rangkaian C2 dan akan merupakan bagian dari rangkaian resonan. Kalau induktor output mempunyai resistans seri r2 dan induktans L2, maka seperti yang ditunjukkan dalam Gb. 5.4.1(c), komponen pada sisi outputnya dapat dikelompokkan dalam satu bentuk admiuans sebagai

Persamaan arus untuk simpul outputnya adalah:



Dari ini gain voltage-nya adalah:





Admittans keluarannya dapat ditulis dalam bentuk persamaan (l-4.2).:






Efek redam resistans output dan resistans beban transistor diperhitungkan dalam penghitungan resistans dinamis efektif Faktor Q efektif rangkaian output adalah

Beralih kini kepada rangkaian input, persamaan simpul inputnya adalah





resistans dinamiknya diperoleh dari:


Miller admittance konstan terhadap jangkauan frekuensi bandwith -3dbnya, maka faktor  Q rangkaian masukan adalah

Dalam banyak situasi sumber sinyal input itu direpresentasikan oleh generator tegangan ekivalen, dan penguatan tegangan yang mengacu kepada sumber emf penting untuk diperhitikin. Dalam hubungannya dengan sumber generator arus ekivalen, emf adalah



dari persamaan simpul masukan:

5.4   AMPLIFIER COMMON-EMITTER (CE)

Konfigurasi penguat tegangan yang paling banyak digunakan untuk menguatkan sinyal kecil dan frekuensi rendah adalah penguat emitor ditanahkan atau emitor bersama (CE). Pada penguat emitor bersama sinyal masukan dikenakan pada basis-emitor dan sinyal keluaran dikenakan pada kolektor-emitor. Amplifier common-emitter dapat kita sebut juga dengan sebutan penguat emitor bersama. Dalam melakukan pengecekan pada rangkaian penguat emitor bersama, dapat disimpulan bahwa untuk meng-crosscheck sudah berfungsi apa belum yaitu dengan mengecek pada bagian transistornya. Dapat kita lihat pada Gambar 5.4.1(a) merupakan rangkaian Amplifier CE beserta input dan outputnya. Pada gambar tersebut dapat kita ketahui bahwa C₃ dan C₄ merupakan kapasitor pemblokir DC.





5.6  AMPLIFIER COMMON-BASE (CB) 

Pada gambar 5.6.1 dapat kita lihat rangkaian ekivalen untuk transistor common-base (CB) beserta versi yang disederhanakannya. Dalam gambar dapat kita lihat juga Ccb’ tampak paralel dengan kapasitansi output Cc dan karena itu tidak menyumbang kepada kapasitansi input. Disimpulkan pula bahwa resistansi input untuk rangkaian Common Base (CB) lebih kecil daripada untuk rangkaian Common Emitter (CE). Input daripada common base sendiri terletak pada emitter and base, sedangkan outputnya berada diantara collector and base


 Berdasarkan gambar rangkaian,dapat kita ketahui  pula Gain Arus hubung pendek (Aisc) pada amplifier Common Base (CB) dapat dirumuskan :

Pada gambar 5.6.2 dapat kita lihat sebuah rangkaian Common Base (CB) dengan beban kolektor tertala,rangkaian ekivalennya,dan rangkaian yang sudah disederhanakan. Berdasarkan gambar 5.6.2,dapat kita tarik kesimpulan untuk rumus Penguat Tegangan (Av) pada suatu rangkaian amplifier Common Base (CB) yang mengacu pada terminal E-B :



5.7 PENGUATAN DAYA YANG TERSEDIA (Gav)

Seperti yang kita ketahui bahwa pada penguatan daya tinggi diperlukan amplifier cascade (formula friis) untuk mempertahankan faktor noise. Pada penguatan daya yang tersedia sendiri untuk kedua rangkaian (Common Base dan Common Emitter),dapat kita simpulkan dengan rumus sebagai berikut :



Penguatan daya pada Common Emitter dan Common Base tentunya berbeda antara satu dengan yang lainnya. Perhitungan rumus perbandingan ratio penguatan daya antara Common Emitter dengan Common Base dijelaskan pada rumus dibawah ini

Dari keterangan diatas kita dapat mengetahui bahwa penguatan daya tersedia pada Common Emitter (CE) lebih besar dibandingkan dengan Common Base (CB). Oleh sebab itulah maka amplifier CE lebih dipilih dalam bidang tahap masukan pesawat penerima low-noise.


5.8 AMPLIFIER CASCODE

Amplifier cascode adalah suatu kombinasi amplifier Common Emitter dan Common Base yang mempunyai  penguatan daya yang tinggi dan stabil. Kata dari Amplifier  Cascode ini merupakan pusaka dari teknologi tabung vakum yang mana rangkaian hasilnya menggunakan tahapan cascode common cathode dan common grid. Pada gambar 5.8.1 dibawah ini dapat kita lihat bahwa komponen biasnya  dibuang untuk  fungsi penyederhanaan

 


Pada  gambar diatas dapat kita lihat Amplifier Cascode mempunyai 2 transistor pada rangkaiannya. Kedua transistor itu membawa arus kolektor (Ic) yang sama karena itu akan mempunnyai transkonduktans yang sama. Pada Amplifier Cascode,input resistans tahap Common Base (CB)  adalah rbe. Maka keseluruhan Amplifier Cascode ini memiiki ciri kinerja yang sama seperti amplifier Common Emitter (CE) tetapi dengan kestabilan dengan ketidak adaannya perubahan fasa 1800 



5.9 RANGKAIAN EKIVALEN HIBRIDA-π UNTUK FET

FET merupakan singkatan dari Field Effect  Transistor. Dalam banyak hal,field effect transistor memiliki kelebihan yang lebih sederhana dibandingkan dengan bipolar junction transistor (BJT) dikarenakan sangat tingginya impedansi input yang diberikan oleh gerbang kontrol. Pada FET,eksternal terminal diberi label G (Gate/Gerbang), S (Source/Sumber), dan D (Drain/Pembuangan)



5.10  RANGKAIAN PENCAMPUR(MIXER)

Mixer digunakan untuk mengubah sinyal dari 1 frekuensi ke frekuensi lain. Ada beberapa alasan mengapa perubahan frekuensi diperlukan. Selain itu pada kenyataannya beberapa proses mixing digunakan dalam penerapan khusus yang tampil dengan nama yang berbeda. Beberapa nama tersebut ialah modulasi, demodulasi, dan multiplikasi frekuensi. Istilah mixer sendiri pada umumnya dicadang kepada rangkaian yang mengubah sinyal frekuensi radio pada kesuatu nilai intermediate frekuensi(IF).

Contoh beberapa mixer adalah yang tersedia dalam bentuk unit packet, dengan masukan berlabel RF(Radio Frekuensi) dan output berlabel IF(Intermediate Frekuensi) dalam aplikasi penerima tentu rangkaian Oscilator merupakan suatu bagian yang menyatu dari rangkaian Mixer. Dibawah ini akan dijelsaskan rumus Oscilator beserta  nilai RF-nya


6.2 LINEAR AMPLIFIER, AMPLIFIER KELAS C, DAN FREKUENSI MULTIPLE

Ada dua jenis dasar amplifier daya transmiter digunakan dalam kelas dan linear C. amplifier Linear memberikan sinyal output yang sama, replika diperbesar input, dengan setia mereka mereproduksi input yang tetapi pada tingkat daya yang lebih tinggi. Semua amplifier audio linear. Linear amplifier RF harus digunakan untuk meningkatkan tingkat daya yang bermacam-macam amplitude sinyal RF seperti tingkat rendah AM atau sinyal SSB. Sinyal frequency modulated tidak berbeda-beda dalam amplitude dan karena itu, mungkin memperkuatkan dengan lebih efisien, kelas nonlinear C amplifie. Amplifier Linear beroperasi kelas A, AB, atau B. Tiap kelas mengindikasikan tentang bagaimana cara pembiasannya.


Pada gambar 6.6 diatas dapat kita lihat contoh dari amplifier kelas A. Ketika kita menganalisis gambar tersebut,kita akan mengetahui bahwa sinyal pembawa osilator kapasitif yang digabungkan ke input. Pembiasan yang terjadi yaitu dari R1,R2, dan R3. Komponen kolektor yang ada pada gambar juga diubah menjadi rangkaian LC (Rangkaian resonansi) yang dipasangkan bersama dengan indukif. Pada rangkaian dibawah ini biasanya beroperasi pada daya yang kurang dari 1W. Perlu anda ingat bahwa untuk amplifier kelas A hanya dapat mencapai efisiensi maksimum sebesar 50%. Yang mana 50% dari power DC diubah menjadi Radio Frekuensi (RF).

Pada kelas A,amplifier dibiaskan sehingga terhubung secara kelanjutan dan bekerja pada daerah aktif. Seperti pada yang telah dijelaskan diatas bahwa output pada linear amplifier adalah hasil dari rekonstruksi dari inputnya sendiri.  Pada amplifier kelas A,mengalirkan input gelombang sinus sebesar 3600  Berbeda dengan kelas A, amplifier kelas B dibiaskan pada daerah cut-off sehingga tidak ada tegangan collector (C) yang mengalir dengan tanpa adanya input. Berbeda pula pada pengaliran inputnya,pada amplifier kelas B sendiri mengalirkan input 1800 dengan bentuk sinyal input berupa gelombang sinus. Yang mana pada pengertian ini hanya setengah gelombang sinus yang hanya diamplifikasikan.
              
Berbeda pula dengan kelas A ataupun dengan kelas B,Kelas AB dibiaskan didepan daerah cut-off dengan sedikit tegangan Collector (C). Kelas AB sendiri akan mengalirkan lebih dari 1800 tetapi kurang dari 3600 dari sebuah inputnya. Diketahui bahwa amplifier kelas B dan C lebih efisien. Mengapa begitu ? karena tegangan yang mengalir hanya untuk bagian daripada sinyal input. Jika kedua amplifier tersebut dibandingkan,Amplifier kelas C-lah yang yang menjadi amplifier yang paling efisien.Sebuah kelas B amplifier adalah biasnya pada pengumpul sehingga tidak ada pemutusan arus yang mengalir dengan input nol. Transistor yang melakukan hanya pada satu setengah sinus input gelombang. Dengan kata lain, ia melakukan untuk 1800  dari sebuah sine input gelombang. Pada operasi rangkaian kelas B Q1 dan Q2 diharuskan untuk dibiaskan pada bagian cut-off. Ketika setengah dari bagian cycle positif RF telah terjadi,bagian dari Q1 akan berubah menjadi positif sedangkan untuk Q2 akan negatif. Q2 akan menjadi cut-off sedangkan Q1 akan mengalir dan mengamplifikasikan setengah dari cycle positif. Tegangan collector mengalir pada setengah bagian T2 yang mana mengecilkan output tegangan sekundernya. Pada gambar 6.8 merupakan gambar sirkuit broadband. Sirkuit ini akan mengamplifikasikan sinyal lebih dari jarak frekuensi broadnya. Jenis dari jarak yang memungkinkan adlaah 2 sampai 30 MHz. Power AM yang rendah atau Sinyal SSB dapat dibuat pada frekuensi yang diinginkan, kemudian diaplikasikan ke power amplifiernya untuk dikirim ke antenna.


Berbeda dengan gambar 6.8, dibawah ini merupakan rangkaian dari power amplifier push-pull RF yang berbeda. Pada rangkaian dibawah ini,menggunakan 2 power MOSFET dan dapat menghasilakn output lebih dari 1kW pada jarak frekuensi lebih dari 90MHz dengan penguatan sebesar 12 dB. Trafo yang digunakan pada input dan output adalah trafo Toroidal yang berfungsi untuk impedansi matching. Kunci dasar dari circuit transmitter AM dan FM adalah pada kelas C amplifier. Amplifier C pada AM dan FM ini sendiri digunakan pada power amplifier dalam bentuk driver, pengganda frekuensi serta amplifier akhir.



Gambar 6.10 diatas menunjukkan penggunaan internal emmiter-base (EB) untuk pembiasan kelas C. Dari gambar 6.10(a) pembiasan 1 arah oleh amplifier kelas C. Kaki transistor base terhubung ke ground melewati resistor. Transistor akan bekerja pada setengah positif cycle dari gelombang input dan akan cut-off pada setengah cycle negatif. Sedangkan pada gambar 6.10(b) dijelaskan grafik hasil untuk  tegangan kolektor yang melewati transistor pada bagian positif untuk kurang dari 1800. Metode pembiasan lain pada amplifier kelas C dapat kita lihat pada gambar 6.11. Dapat kita lihat pada gambar 6.11(c) disebut sebagai metode self-bias yang diturunkan langsung dari 6.11(a). Ketika tegangan mengalir pada transistor,tegangan ini dikembangkan oleh R1. Kapasitor C1 diisi dan memegang tegangan konstan. Hal ini akan dapat membuat emitter lebih positif dibandingan base


TIPE SIRKUIT PENERIMA 

Bagian paling penting dari penerima komunikasi adalah ujung depan. Ujung depan biasanya terdiri dari amplilier RF, mixer, dan sirkuit disetel terkait. Ini adalah bagian dari penerima yang memproses input sinyal yang sangat lemah .Dalam banyak penerima komunikasi, penguat RF tidak digunakan. Hal ini terutama berlaku di penerima dirancang untuk frekuensi rendah dari sekitar 30 MHz. Penerima digunakan pada frekuensi di atas sekitar 100 MHz, bagaimanapun, melakukan biasanya menggunakan amplifier RF. Tujuan utama dari amplifler ini adalah untuk meningkatkan amplitudo sinyal lemah sebelum pencampuran. RF amplifier biasanya kelas sederhana A sirkuit.

Sebuah rangkaian bipolar khas ditunjukkan pada Fig.7-11 (a), dan sirkuit FET khas ditunjukkan pada Gambar. 7-11 (b).Perhatikan bahwa rangkaian bipolar tidak memiliki masukan disetel.Rangkaian FET sangat efektif karena mereka impedansi masukan yang tinggi meminimalkan memuat di sirkuit disetel, sehingga memungkinkan Q gadilan sirkuit lebih tinggi dan selectivig menjadi lebih tajam. Kebanyakan FET juga memiliki angka kebisingan yang lebih rendah.


Salah satu yang paling umum IF nilai-nilai adalah 455 kHz.It cukup rendah untuk memberikan selektivitas yang baik dan untuk membuat keuntungan yang tinggi dengan ketidakstabilan minimum. Dengan frekuensi masukan sampai sekitar 10 MHz, penolakan gambar yang memuaskan. Ketika frekuensi input dalam rentang VHF dan seterusnya, nilai yang sangat tinggi dari IF dipilih. Sebagai contoh, sebagian besar penerima FM yang beroperasi di 88 sampai 108 MHz band yang menggunakan IF 10,7 MHz. Dalam banyak penerima komunikasi beroperasi pada frekuensi yang lebih tinggi, konversi ganda digunakan untuk memecahkan masalah gambar dan selektivitas.

Seperti amplifier RF, IF amplifier kapak disetel kelas A amplifier mampu memberikan keuntungan dalam 10 sampai 30 jangkauan. Biasanya dua atau lebih IF amplifier digunakan untuk memberikan keuntungan penerima secara keseluruhan memadai.nilai tinggi resistensi dapat terhubung di sirkuit paralel disetel sehingga menurunkan Q mereka ke nilai yang akan menghasilkan band-tepat Teknik lain adalah dengan menggunakan overcoupled sirkuit disetel. Kopling antara IF amplifier stagbs di beberapa penerima dilakukan dengan dua transformator inti ferit disetel seperti ditunjukkan pada Gambar. 7-13.

Dalam banyak penerima komunikasi di mana selektivitas unggul diperlukan, sangat peka filter kristal yang digunakan untuk mendapatkan selektivitas yang diinginkan. filter kristal ini biasanya dari berbagai kisi dibahas sebelumnya dalam bab tentang SSB. Ccramic dan filter mekanik juga digunakan. filter tersebut biasanya dikemas sebagai sebuah unit dan terhubung langsung pada output dari mixer tetapi sebelum pertama IF tahap.

pemilihan gain keseluruhan penerima komunikasi biasanya didasarkan pada sinyal terlemah tg diterima. Dalam kebanyakan penerima komunikasi modern keuntungan individu adalah sebagai berikut: gain tegangan antara antena dan demodulator biasanya lebih dari 100 dB; penguat RF biasanya memiliki keuntungan dalam kisaran 5 sampai 15-dB; keuntungan mixer adalah dalam 6 sampai 10 rentang dB; amplifier IF memiliki keuntungan tahap individu 20 sampai 30 dB; detektor dapat memperkenalkan kerugian khas -2 ke -5 dB jika dari jenis dioda; dan gain dari tahap penguat audio dalam 20 sampai 40-dB rentang. Sebagai contoh, asumsikan keuntungan rangkaian berikut:



Dalam banyak kasus, total gain jauh lebih besar dari yang dibutuhkan untuk penerimaan yang memadai. gain yang berlebihan biasanya akan menyebabkan sinyal yang diterima akan terdistorsi dan informasi yang dikirimkan kurang dimengerti.Cara yang lebih efektif untuk menangani sinyal besar adalah untuk menyertakan sirkuit AGC.Penggunaan AGC menyebabkan penerima memiliki berbagai dyndmic sangat luas. rentang dinamis mengacu pada ukuran kemampuan penerima untuk menerima kedua sinyal yang sangat kuat dan sangat lemah tanpa inhoducing distorsi dan rasio sinyal terbesar yang dapat ditangani dengan terendah, dinyatakan dalam decibel Rangkaian AGC mengambil signaleither diterima di outptt dari sebuah penguat IF atau output dari demodulator dan meluruskan menjadi arus searah.


Gambar 7-17 menunjukkan dua cara khas menerapkan AGC ke amplifier IF. Pada Gambar. 7-17 (a), emitor umum IF amplifier bias berasal dari pembagi tegangan terdiri dari R1 dan R2 dan emitor resistor R3. Resistor Ra diterapkan ke basis menerima tegangan dc negatif dari rangkaian AGC Rangkaian pada Gambar. 7-l7 (b) adalah serupa, tetapi bias untuk panggung berasal dari emitor resistor R, dan sirkuit AGC itu sendiri. Dalam hal ini, tegangan dc AGC positif yang menetapkan tingkat bias






Umpan balik lain sirkuit kontrol mirip dengan AGC digunakan dalam penerima frekuensi tinggi ini disebut kontrol frekuensi otomatis (Pepera). Tujuan PEPERA adalah untuk memelihara sesungguhnya pada frekuensi. Dalam operasi penerima'pada frekuensi yang di atas 100 MHz, stabilitas oscillator dengan masalah.Dalam Kejuaraan AFC, beberapa sinyal dari output dari.demodulator adalah fiItered ke sebuah tegangan dc dan digunakan untuk mengontrol avaractor yang akan, dalam,putar, kontrol t0frekuensi. Pengaturan yang khas ditampilkan dalam pohon ara. 722. output dari frrequency amplitude demodulatoris sinyal yang berbeda-beda dengan penyimpangan frekuensi.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar